Tuesday, November 15, 2011
Friday, November 11, 2011
Kalisari jadi Memory (kumpulan Puisiku)
Kalisari, Sabtu 12 Desember 2009
Seperti anak panah lepas dari busurnya, aku bergegas menuju tempat yang tak aku tahu sehingga harus mondar-mandir dan sedikit tersesat, sampai akhirnya harus berhenti di warung makan sekedar untuk bertanya: Mas, Dimana ya Alamat SMU 98?. Dengan sedikit usaha akhirnya aku sampai pertama kali di rumah sahabat Rina Renaningtyas yang " jujur" aku gak pernah kenal, atau mungkin juga lupa wajahnya.
Waktu menunjukan pukul 10:30 pagi aku parkir pertama kali dan disambut senyum "anehnya" Rina, mungkin dalam hatinya berkata: Makhluk apa ini?. Pandu dan Lintang (anak2 Rina) menyambutku dengan ramah dan memanggilku Om (untung bukan Eyang!!) dan kamipun segera cair dan mengobrol makin intens.
Semakin siang gerombolan semakin mengalir datang dan peluk cium, sun kanan-kiri, cipika cipiki diiringin gelak tawa dan teriakan dan rintihan aneh(??????), seolah tanda saking kangennya. Betapa deg-degan rasanya hati saat bertemu dengan teman-teman masa lalu.Teman yang pernah mengisi kenangan indah, sedih, senang haru dan biru. Ingatanku kembali ke masa silam, 19 tahun yang lalu disaat aku masih muda perkasa( sekarang juga masih perkasa), saat belum banyak dosa, masih malu-malu dan culun (kalo ini 100% tepat), Perasaan campur aduk menjadi satu.
Syukur ke hadlirat Tuhan Yang Maha Esa yang mempertemukan kami dalam sebuah Social Networking yang dinamakan Facebook. sungguh menjadi fenomena yang luar biasa, sanggup mengumpulkan roh-roh, jiwa-jiwa yang tersebar entah dimana dengan kesibukan dan akivitasnya masing-masing, kedalam satu ikatan yang " seolah dekat dan nyata", meski hanya di dunia maya.
Sebut saja nama Basuki di Semarang, Rudy di Surakarta, Sri Murdijati di USA,Retna Indrastuti/Nonik di Bandung, Renny, Isti, di Jakarta, Retno di Bogor, Inung di Cileungsi, Harina di Cilegon dll sampai teman-teman yang di Gunadarma, Reny, Henny, Balok Sriyanto, Aji, Titi Nugraheni dll, yang kemarin-kemarin seolah-olah berjalan sendiri-sendiri seolah terlupakan, ternyata hasrat dan gairah untuk bertemu begitu kuatnya sehingga akhirnya bisa berkumpul dan bernostalgia.
Kami berkumpul seolah seperti dahulu lagi, lupa bahwa sudah mempunyai anak dan istri/suami, saling tertawa, saling ngobrol, hingga seolah susah untuk menghentikannya.Dari iseng-iseng di status Facebook akhirnya menjadi realita yang menyenangkan jiwa, dan menjadi kekuatan yang luar biasa.
Dari hasil pertemuan tidak disimpulkan ada Agenda yang akan dilakukan, tetapi cukup "informal" kami akan melanjutkan lagi pertemuan per 6 (enam) bulan agar tidak membosankan dan tetep ngangeni.
Rencana sementara adalah Kumpul kembali di Bulan Juni tahun 2010 di rumah Retno/Winarni Retnaningrum tepatnya di Baranang Siang Bogor.
Melalui Catatan tak berharga ini saya ingin mengundang bergabung dalam pertemanan dengan Alumni sebanyak-banyaknya, mohon disampaikan kepada teman-teman yang belum mempunyai Account di Facebook bahwa sudah ada wadah komunikasi di Jabedetabek.
Mohon juga kerelaan, kesediaan, dan keikhlasan teman-teman untuk mengisi Biodata agar kedepan lebih gampang untuk saling berkomunikasi agar momentum yang sangat indah ini tidak terlewati begitu saja.
Dari lubuk hati terdalam saya ingin sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Rina Renaningtyas yang telah rela dan ikhlas menjadi tuan rumah yang sangat direpotkan, mudah-mudahan Tuhan YME membalas kebaikan dan menjadi amal ibadah Rina dan Mas Dwi sekeluarga dan mohon dimaafkan apabila ada kata-kata yang tidak sopan dan kurang berkenan dikarenakan pribadi saya yang kurang terpuji..(hiks...hiks).
Seperti anak panah lepas dari busurnya, aku bergegas menuju tempat yang tak aku tahu sehingga harus mondar-mandir dan sedikit tersesat, sampai akhirnya harus berhenti di warung makan sekedar untuk bertanya: Mas, Dimana ya Alamat SMU 98?. Dengan sedikit usaha akhirnya aku sampai pertama kali di rumah sahabat Rina Renaningtyas yang " jujur" aku gak pernah kenal, atau mungkin juga lupa wajahnya.
Waktu menunjukan pukul 10:30 pagi aku parkir pertama kali dan disambut senyum "anehnya" Rina, mungkin dalam hatinya berkata: Makhluk apa ini?. Pandu dan Lintang (anak2 Rina) menyambutku dengan ramah dan memanggilku Om (untung bukan Eyang!!) dan kamipun segera cair dan mengobrol makin intens.
Semakin siang gerombolan semakin mengalir datang dan peluk cium, sun kanan-kiri, cipika cipiki diiringin gelak tawa dan teriakan dan rintihan aneh(??????), seolah tanda saking kangennya. Betapa deg-degan rasanya hati saat bertemu dengan teman-teman masa lalu.Teman yang pernah mengisi kenangan indah, sedih, senang haru dan biru. Ingatanku kembali ke masa silam, 19 tahun yang lalu disaat aku masih muda perkasa( sekarang juga masih perkasa), saat belum banyak dosa, masih malu-malu dan culun (kalo ini 100% tepat), Perasaan campur aduk menjadi satu.
Syukur ke hadlirat Tuhan Yang Maha Esa yang mempertemukan kami dalam sebuah Social Networking yang dinamakan Facebook. sungguh menjadi fenomena yang luar biasa, sanggup mengumpulkan roh-roh, jiwa-jiwa yang tersebar entah dimana dengan kesibukan dan akivitasnya masing-masing, kedalam satu ikatan yang " seolah dekat dan nyata", meski hanya di dunia maya.
Sebut saja nama Basuki di Semarang, Rudy di Surakarta, Sri Murdijati di USA,Retna Indrastuti/Nonik di Bandung, Renny, Isti, di Jakarta, Retno di Bogor, Inung di Cileungsi, Harina di Cilegon dll sampai teman-teman yang di Gunadarma, Reny, Henny, Balok Sriyanto, Aji, Titi Nugraheni dll, yang kemarin-kemarin seolah-olah berjalan sendiri-sendiri seolah terlupakan, ternyata hasrat dan gairah untuk bertemu begitu kuatnya sehingga akhirnya bisa berkumpul dan bernostalgia.
Kami berkumpul seolah seperti dahulu lagi, lupa bahwa sudah mempunyai anak dan istri/suami, saling tertawa, saling ngobrol, hingga seolah susah untuk menghentikannya.Dari iseng-iseng di status Facebook akhirnya menjadi realita yang menyenangkan jiwa, dan menjadi kekuatan yang luar biasa.
Dari hasil pertemuan tidak disimpulkan ada Agenda yang akan dilakukan, tetapi cukup "informal" kami akan melanjutkan lagi pertemuan per 6 (enam) bulan agar tidak membosankan dan tetep ngangeni.
Rencana sementara adalah Kumpul kembali di Bulan Juni tahun 2010 di rumah Retno/Winarni Retnaningrum tepatnya di Baranang Siang Bogor.
Melalui Catatan tak berharga ini saya ingin mengundang bergabung dalam pertemanan dengan Alumni sebanyak-banyaknya, mohon disampaikan kepada teman-teman yang belum mempunyai Account di Facebook bahwa sudah ada wadah komunikasi di Jabedetabek.
Mohon juga kerelaan, kesediaan, dan keikhlasan teman-teman untuk mengisi Biodata agar kedepan lebih gampang untuk saling berkomunikasi agar momentum yang sangat indah ini tidak terlewati begitu saja.
Dari lubuk hati terdalam saya ingin sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Rina Renaningtyas yang telah rela dan ikhlas menjadi tuan rumah yang sangat direpotkan, mudah-mudahan Tuhan YME membalas kebaikan dan menjadi amal ibadah Rina dan Mas Dwi sekeluarga dan mohon dimaafkan apabila ada kata-kata yang tidak sopan dan kurang berkenan dikarenakan pribadi saya yang kurang terpuji..(hiks...hiks).
Sahabat Sejati (Kumpulan Puisiku)
Sering ku bertanya dimana sahabat berada
Tersembunyi bagai ditelan bumi
Atau karena keadaan yang memaksa
Hingga putus silaturahmi……….
Yang tersimpan hanya gambarmu di anganku
Meski mengiris hati , tawa lepasmu terkenang
Ku tak tahu lagi dimana dirimu berada
Meski lelah ku mengutus angin mencarimu
Dahulu tawamu memecah ruang itu
Dalam Gedung panjang nan perkasa
Teduh dan meneduhkan jiwa
Dimana cinta dan rindu tercipta
Kau sahabat terindah sepanjang hidupku
Meski selaksa pengganti silih berganti,
Namun rasanya tak bisa menandingi
Kebersamaan dahulu yang nyaris tak bertepi…..
Bolehkah kusapa dirimu sahabatku…??
Buka pintu hatimu untuk sahabatmu
Agar ku bisa mengulang kenangan indah itu
Kebahagiaan yang pernah kau tanam dan tumbuhkembangkan di hati terdalamku…
Jika kau bertanya untuk apa harus bertemu kembali?
Jawabku : karena kamu sungguh sangat berarti……….
Jika kau bertanya sampai kapan kenangan itu terpatri?
Jawabku: sampai raga ini menyatu dengan bumi….
SSA
Tersembunyi bagai ditelan bumi
Atau karena keadaan yang memaksa
Hingga putus silaturahmi……….
Yang tersimpan hanya gambarmu di anganku
Meski mengiris hati , tawa lepasmu terkenang
Ku tak tahu lagi dimana dirimu berada
Meski lelah ku mengutus angin mencarimu
Dahulu tawamu memecah ruang itu
Dalam Gedung panjang nan perkasa
Teduh dan meneduhkan jiwa
Dimana cinta dan rindu tercipta
Kau sahabat terindah sepanjang hidupku
Meski selaksa pengganti silih berganti,
Namun rasanya tak bisa menandingi
Kebersamaan dahulu yang nyaris tak bertepi…..
Bolehkah kusapa dirimu sahabatku…??
Buka pintu hatimu untuk sahabatmu
Agar ku bisa mengulang kenangan indah itu
Kebahagiaan yang pernah kau tanam dan tumbuhkembangkan di hati terdalamku…
Jika kau bertanya untuk apa harus bertemu kembali?
Jawabku : karena kamu sungguh sangat berarti……….
Jika kau bertanya sampai kapan kenangan itu terpatri?
Jawabku: sampai raga ini menyatu dengan bumi….
SSA
Bulaksumur, 19 tahun yang lalu (Kumpulan Puisiku)
Bulak sumur, 19 tahun yang lalu.........
Kulewati hutan sejuk dan rindang depan kampus
Menerobos dan berlari kecil
Gerimis kecil membasahi tubuh mungilku
Semilir angin kencang menerpa wajahku
Pilar perkasa seolah menatapku sendu
Tergopoh lari mengejar waktu
Melawati titian tangga seribu
Bertebaran jiwa-jiwa merdeka
Berpasang-pasang m'buat iri jiwa memandang
Tawa riang dan detak langkah sepatu
Menyatu dengan gelisahnya hatiku
Ku berjalan lunglai menyusuri anak tangga
Hingga kulampui lantai yang ketiga
Sahabat tersenyum mesra menyapa
Tertawa renyah sebelum mulai kuliah
Berjuta kenangan yang kami ingat
Belajar, berdiskusi diiringi gelak tawa lepas
Mengerti dan memahami arti sahabat
Mengenal, menyapa dan akhirnya jatuh cinta
Disebuah gedung tua nan perkasa
Diantara pilar-pilar penuh wibawa
Banyak peristiwa terukir disana
Dari sejuta cerita cinta yang terbina
Sedih, suka , duka dan gembira
Benci, dan cinta yang menggelora
Tangis tawa menjadi peristiwa cinta
Diantara pilar-pilar tua, cinta lahir, bersemi dan Abadi
Di Gedung tua Universitas Gadjah Mada,
Pernah Kugantungkan Cinta
Kusandarkan Cita-cita
dan Kudapatkan Cinta pertama..........
Sarjianto, 1 Syuro 1431 H
Kulewati hutan sejuk dan rindang depan kampus
Menerobos dan berlari kecil
Gerimis kecil membasahi tubuh mungilku
Semilir angin kencang menerpa wajahku
Pilar perkasa seolah menatapku sendu
Tergopoh lari mengejar waktu
Melawati titian tangga seribu
Bertebaran jiwa-jiwa merdeka
Berpasang-pasang m'buat iri jiwa memandang
Tawa riang dan detak langkah sepatu
Menyatu dengan gelisahnya hatiku
Ku berjalan lunglai menyusuri anak tangga
Hingga kulampui lantai yang ketiga
Sahabat tersenyum mesra menyapa
Tertawa renyah sebelum mulai kuliah
Berjuta kenangan yang kami ingat
Belajar, berdiskusi diiringi gelak tawa lepas
Mengerti dan memahami arti sahabat
Mengenal, menyapa dan akhirnya jatuh cinta
Disebuah gedung tua nan perkasa
Diantara pilar-pilar penuh wibawa
Banyak peristiwa terukir disana
Dari sejuta cerita cinta yang terbina
Sedih, suka , duka dan gembira
Benci, dan cinta yang menggelora
Tangis tawa menjadi peristiwa cinta
Diantara pilar-pilar tua, cinta lahir, bersemi dan Abadi
Di Gedung tua Universitas Gadjah Mada,
Pernah Kugantungkan Cinta
Kusandarkan Cita-cita
dan Kudapatkan Cinta pertama..........
Sarjianto, 1 Syuro 1431 H
Perpisahan (Kumpulan Puisiku)
Gedung tua berselimut awan hitam
Burung-burungpun enggan terbang
Pucuk cemarapun melemas dan terdiam
Halilintar menggelegar mengundang hujan
Pillar-pillar tua seakan sedih menatap
Pintu- Pintu dan jendela tertutup rapat meratap
Saat kusudahi cerita indah bersamamu
Meski perih tapi harus dipilih, agar tak ada sesal dikelak hari
Pecah kencang tangismu di pelukku
Kepingan Serpihan hatimu terbaca jelas
Kucoba punguti satu-satu dan coba susun kembali
Meski hampir mustahil itu pasti , rasanya teriris tersayat hati
Tubuh ayumu lekat dipelukku
Airmata berdua deras bercampur peluh
Tampias hujan membasahi tubuh kita
Yang deras tumpah dari ujung cakrawala
Di Gedung ini kutemukan cintamu
Dibalik pilar ini kulepas dirimu
Perpisahan itu harus kupilih
Karena perbedaan yang hakiki yang tak mungkin kita jalani
Meski ragamu tak bisa kumiliki
Tapi biarlah Jiwamu mengisi ruang rinduku
Kan kukenang kau sebagai prasasti suci
Yang tak lekang dan akan selalu abadi
Tangismu perlahan mereda
Ku seka sisa-sisa air mata
Pelan dan lembut kuraih rambut panjangmu
Dengan bibir bergetar kubisikan: Maafkan Aku!
Burung-burungpun enggan terbang
Pucuk cemarapun melemas dan terdiam
Halilintar menggelegar mengundang hujan
Pillar-pillar tua seakan sedih menatap
Pintu- Pintu dan jendela tertutup rapat meratap
Saat kusudahi cerita indah bersamamu
Meski perih tapi harus dipilih, agar tak ada sesal dikelak hari
Pecah kencang tangismu di pelukku
Kepingan Serpihan hatimu terbaca jelas
Kucoba punguti satu-satu dan coba susun kembali
Meski hampir mustahil itu pasti , rasanya teriris tersayat hati
Tubuh ayumu lekat dipelukku
Airmata berdua deras bercampur peluh
Tampias hujan membasahi tubuh kita
Yang deras tumpah dari ujung cakrawala
Di Gedung ini kutemukan cintamu
Dibalik pilar ini kulepas dirimu
Perpisahan itu harus kupilih
Karena perbedaan yang hakiki yang tak mungkin kita jalani
Meski ragamu tak bisa kumiliki
Tapi biarlah Jiwamu mengisi ruang rinduku
Kan kukenang kau sebagai prasasti suci
Yang tak lekang dan akan selalu abadi
Tangismu perlahan mereda
Ku seka sisa-sisa air mata
Pelan dan lembut kuraih rambut panjangmu
Dengan bibir bergetar kubisikan: Maafkan Aku!
Ibu (Kumpulan Puisiku)
Pagi buta kau siapkan makan kami
Sebelum mata kami terbuka,
Dengan Ikhlasmu hingga semua tersedia
Tanpa keluh kesah dan merana
Engkau mencari nafkah pula
Membantu menyangga istana usang ini
Demi terisi periuk nasi
Dan berhenti tangis-tangis kami
Pagi siang dan malam engkau bergelut benang
Jarum kain dan kancing baju
Demi rupiah beberapa ribu
Untuk makan dan sekolahku
Kadang malam gelap sunyi
Bunyi mesin jahitmu merobek sepi
saat mata kami melanjutkan mimpi
Engkau masih bekerja demi makan pagi kami
Belum lagi mengajari kami
Membaca dan mengaji
Bertutur sopan dan akal budi
Bekal hidup di kelak nanti,
Kini rambutmu tlah memutih
Tubuhmu kelihatan letih
Tapi itu semua jadi bukti dan saksi
Betapa jasamu luas tak bertepi
Ya Allah,
Berikan kesehatan ibu kami
Lindungi dari marabahaya
Kasih dan sayangi ibu kami
Sebagaimana menyanyangi saat kami bayi
Amien…….
Sebelum mata kami terbuka,
Dengan Ikhlasmu hingga semua tersedia
Tanpa keluh kesah dan merana
Engkau mencari nafkah pula
Membantu menyangga istana usang ini
Demi terisi periuk nasi
Dan berhenti tangis-tangis kami
Pagi siang dan malam engkau bergelut benang
Jarum kain dan kancing baju
Demi rupiah beberapa ribu
Untuk makan dan sekolahku
Kadang malam gelap sunyi
Bunyi mesin jahitmu merobek sepi
saat mata kami melanjutkan mimpi
Engkau masih bekerja demi makan pagi kami
Belum lagi mengajari kami
Membaca dan mengaji
Bertutur sopan dan akal budi
Bekal hidup di kelak nanti,
Kini rambutmu tlah memutih
Tubuhmu kelihatan letih
Tapi itu semua jadi bukti dan saksi
Betapa jasamu luas tak bertepi
Ya Allah,
Berikan kesehatan ibu kami
Lindungi dari marabahaya
Kasih dan sayangi ibu kami
Sebagaimana menyanyangi saat kami bayi
Amien…….
Kisah Lalu (Kumpulan Puisiku)
Aspal hitam terbentang didepanku
Daun-daun kering berterbangan bercampur debu
Kaki melangkah terburu-buru
Disisi hijaunya Cemara kampus biru…
Sepasang mata indah dibalik kaca
Dalam sebuah kereta eropa
Tajam memandang ke arahku
Lembut dan syahdu memanggilku
Makhluk cantik itupun bergegas turun
Kaki kecilmu pelan menghentak jalan
Berlari kecil kearahku
Seiring kereta eropa pelan melaju
Tangan halus bermanja meraih pundakku
Bersama berjalan memburu waktu
Sesekali kugandeng tangan halusmu
Dengan halus kau tepis pelan tangan nakalku
Dengan tersipu dan agak malu
Kau pandangi wajah tak berdosaku
Seakan malu tapi mau
Rasa yang sama ada dihatiku
Engkau adalah teman pertamaku
Sangat Polos dan lugu
Seperti adanya diriku
Bersama Merajut kisah-kisah baru, haru, sendu, juga rindu…
Daun-daun kering berterbangan bercampur debu
Kaki melangkah terburu-buru
Disisi hijaunya Cemara kampus biru…
Sepasang mata indah dibalik kaca
Dalam sebuah kereta eropa
Tajam memandang ke arahku
Lembut dan syahdu memanggilku
Makhluk cantik itupun bergegas turun
Kaki kecilmu pelan menghentak jalan
Berlari kecil kearahku
Seiring kereta eropa pelan melaju
Tangan halus bermanja meraih pundakku
Bersama berjalan memburu waktu
Sesekali kugandeng tangan halusmu
Dengan halus kau tepis pelan tangan nakalku
Dengan tersipu dan agak malu
Kau pandangi wajah tak berdosaku
Seakan malu tapi mau
Rasa yang sama ada dihatiku
Engkau adalah teman pertamaku
Sangat Polos dan lugu
Seperti adanya diriku
Bersama Merajut kisah-kisah baru, haru, sendu, juga rindu…
Diajeng (Kumpulan Puisiku)
Wis jeng,
Cukup semene athiku mbok tatoni
Netes luh tan keno disemoyo
Mbentoyong ing pikir ingsun
Atiniro Moprol dadyo sewalang-walang
Wis jeng,’
Tinimbang esuk rina keronto-ronto
Nyawang sesawangan samsoyo sakit
Sliramu wus ora mberduli
Mbiyen tresno banjur lamis
Wis jeng,
Aku wis trimo ngalah
Geni mati dadi mowo
Tresno ilang bareng srengenge
Nuju dinten wayah ndalu
Wis Jeng,
Jenengmu wus ilang tanpo kalis
matur nuwun mring sliramu
wus kerso dadyo wewayangan peni
Wewangun endah jroning manah
Wis Jeng,
Ing mburine pilar-pilar iki
Ing antarane wit-wit Cemoro
Ing Tlatare Balairung Gadjah Mada
Cuthel reroncening Asmoro
Duh Gusti,
Mugi kersoa paring pangaksami
Dumateng sedoyo kalepatan kawulo
Datan biso hangrungkebi
Rahmat Sih katresnaning Gusti
Cukup semene athiku mbok tatoni
Netes luh tan keno disemoyo
Mbentoyong ing pikir ingsun
Atiniro Moprol dadyo sewalang-walang
Wis jeng,’
Tinimbang esuk rina keronto-ronto
Nyawang sesawangan samsoyo sakit
Sliramu wus ora mberduli
Mbiyen tresno banjur lamis
Wis jeng,
Aku wis trimo ngalah
Geni mati dadi mowo
Tresno ilang bareng srengenge
Nuju dinten wayah ndalu
Wis Jeng,
Jenengmu wus ilang tanpo kalis
matur nuwun mring sliramu
wus kerso dadyo wewayangan peni
Wewangun endah jroning manah
Wis Jeng,
Ing mburine pilar-pilar iki
Ing antarane wit-wit Cemoro
Ing Tlatare Balairung Gadjah Mada
Cuthel reroncening Asmoro
Duh Gusti,
Mugi kersoa paring pangaksami
Dumateng sedoyo kalepatan kawulo
Datan biso hangrungkebi
Rahmat Sih katresnaning Gusti
Kampus Cinta (Kumpulan Puisiku)
Sejak ku tak sengaja menemukanmu
Di bangku usang tua kecoklatan
Suatu waktu masa kuliah Matematika
Di Gedung panjang dan tua berlantai tiga
Saat itu hatiku berbunga-bunga
Kau ulurkan tangan mungilmu
Kusambut dan kurengkuh kuat
Dan sontak kusebut namaku malu-malu
Didepan sana mahaguru bertutur kata
Menghadap kayu hitam menulis angka
Tak kupedulikan itu semua
Kucuri pandang demi menatap wajah penuh cinta
Hari-hari demi hari serasa disurga
Pergi kuliah menjadi utama
Tak peduli hujan dan panas
Demi puasnya hasrat menikmati wajahmu
Seperti petir disiang hari menggelegar
saat kau terima hasrat hati terdalam
menjadikan dirimu belahan jiwa
kau terima meski agak terpaksa
Dibalik besarnya pilar-pilar
Dimana berpasang mahasiswa lain belajar
Ku rangkai kata indah agar kau sadar
Akan sebuah cintaku yang begitu besar
Kita lama duduk senyap terdiam dan bisu
Yang ada tak jemu menatap wajah ayumu
Rambutmu tersingkap diterpa angin nakal
Seperti nakalnya pikiranku memandangimu
Pelan tapi pasti waktu berjalan’
Tak sadar siang berganti petang
Ku ajak dirimu pulang
Kaupun menggangguk mengiyakan
Berjalan menyusuri lebatnya hutan
Kuraih lenganmu kutunjukan kemesraan
Pohon besar dan burung malam jadi saksi
Kepasrahan untuk sebuah cinta suci
Terima kasih dik,
Kau telah ajari aku sebuah arti cinta
Kau telah tuntun aku ke tempat sperti surga
Kau bimbing aku ke sebuah telaga cinta
Dan kureguk air cinta sepuas-puasnya.
Di bangku usang tua kecoklatan
Suatu waktu masa kuliah Matematika
Di Gedung panjang dan tua berlantai tiga
Saat itu hatiku berbunga-bunga
Kau ulurkan tangan mungilmu
Kusambut dan kurengkuh kuat
Dan sontak kusebut namaku malu-malu
Didepan sana mahaguru bertutur kata
Menghadap kayu hitam menulis angka
Tak kupedulikan itu semua
Kucuri pandang demi menatap wajah penuh cinta
Hari-hari demi hari serasa disurga
Pergi kuliah menjadi utama
Tak peduli hujan dan panas
Demi puasnya hasrat menikmati wajahmu
Seperti petir disiang hari menggelegar
saat kau terima hasrat hati terdalam
menjadikan dirimu belahan jiwa
kau terima meski agak terpaksa
Dibalik besarnya pilar-pilar
Dimana berpasang mahasiswa lain belajar
Ku rangkai kata indah agar kau sadar
Akan sebuah cintaku yang begitu besar
Kita lama duduk senyap terdiam dan bisu
Yang ada tak jemu menatap wajah ayumu
Rambutmu tersingkap diterpa angin nakal
Seperti nakalnya pikiranku memandangimu
Pelan tapi pasti waktu berjalan’
Tak sadar siang berganti petang
Ku ajak dirimu pulang
Kaupun menggangguk mengiyakan
Berjalan menyusuri lebatnya hutan
Kuraih lenganmu kutunjukan kemesraan
Pohon besar dan burung malam jadi saksi
Kepasrahan untuk sebuah cinta suci
Terima kasih dik,
Kau telah ajari aku sebuah arti cinta
Kau telah tuntun aku ke tempat sperti surga
Kau bimbing aku ke sebuah telaga cinta
Dan kureguk air cinta sepuas-puasnya.
Kampus Biru ( Kumpulan Puisiku)
Hujan turun membasahi Bumi Ujung Aspal...
kekawatiran sejak tadi seakan terbukti
Mendung menggelayut mulai pagi
Air tumpah ke ujung jalan Pabuaran
Tak sampai lama hujanpun reda
rasa was-was pun sirna
pertemuan hari ini harus terlaksana
sudah berbulan direncana
Senyum tuan rumah menyambut hangat
peluk dan tawa bercampur asa
jabat tangan erat dan kuat
rasa senang terpancar di raut wajah
satu persatu wajah baru bermunculan
wajah tidak asing tapi berbeda bentuk badan
rambut dulu hitam sekarang beruban
tak masalah itu tanda kedewasaan
hari ini hari indah
hari yang lama dinanti
bertemu sahabat sejati
yang pernah singgah di lubuk hati
semakin siang suasana semakin menjadi
bebas lepas dan sangat menikmati
lupa usia dan siapa diri
semua merasa muda kembali
berebut duduk paling muka
agar terpampang di lensa kamera
senyum dan tawa lepas begitu saja
yang ada hanya gembira dan tertawa
Sahabatku,
Terima kasih untuk hari ini
kita bisa tertawa sepanjang hari
kau ajari aku arti menghargai
dan memahami makna silaturahmi
Kami jadi semakin yakin diri
Pertemanan ini ternyata tidak terhenti sampai disini
masih ada janji-janji lagi
yang minta untuk ditepati....
Bertemu kamu di lain hari...............
kekawatiran sejak tadi seakan terbukti
Mendung menggelayut mulai pagi
Air tumpah ke ujung jalan Pabuaran
Tak sampai lama hujanpun reda
rasa was-was pun sirna
pertemuan hari ini harus terlaksana
sudah berbulan direncana
Senyum tuan rumah menyambut hangat
peluk dan tawa bercampur asa
jabat tangan erat dan kuat
rasa senang terpancar di raut wajah
satu persatu wajah baru bermunculan
wajah tidak asing tapi berbeda bentuk badan
rambut dulu hitam sekarang beruban
tak masalah itu tanda kedewasaan
hari ini hari indah
hari yang lama dinanti
bertemu sahabat sejati
yang pernah singgah di lubuk hati
semakin siang suasana semakin menjadi
bebas lepas dan sangat menikmati
lupa usia dan siapa diri
semua merasa muda kembali
berebut duduk paling muka
agar terpampang di lensa kamera
senyum dan tawa lepas begitu saja
yang ada hanya gembira dan tertawa
Sahabatku,
Terima kasih untuk hari ini
kita bisa tertawa sepanjang hari
kau ajari aku arti menghargai
dan memahami makna silaturahmi
Kami jadi semakin yakin diri
Pertemanan ini ternyata tidak terhenti sampai disini
masih ada janji-janji lagi
yang minta untuk ditepati....
Bertemu kamu di lain hari...............
Sahabatku ( Kumpulan Puisiku)
Aku tak peduli dari mana kau berasal
anak siapa kau berpangkal
berapa harta yang kau punya
kau pejabat atau rakyat jelata
Angkatan berapa aku tak mau tahu
Jurusan apa akupun tak perlu tahu
apalagi soal wajah rupawan atau kecantikanmu
Persahabatan tulus itu mauku
Kita lahir dari rahim yang sama
Bunda kandung FNE Gadjahmada
kau lebih muda aku lebih tua
yang pasti adalah Kita bersaudara
Tiada yang lebih hebat atau paling berjasa
Tiada yang penting atau lebih berharga
Tiada yang miskin atau kaya raya
aku dan kau sejajar setara dan sama saja
Kini tanganku sudah hangat kulambaikan
Sambut jangan kau pernah ragu
singkirkan curiga dan sakwa sangka
Pastikan persahabatanku kau terima
Saatnya hilangkan egomu
Tundukkan hatimu
kita wujudkan langkah baru
bersatu , bergandeng tangan dan bersama melangkah maju
" Terima kasih karena engkau sudi menjadi Sahabatku"
anak siapa kau berpangkal
berapa harta yang kau punya
kau pejabat atau rakyat jelata
Angkatan berapa aku tak mau tahu
Jurusan apa akupun tak perlu tahu
apalagi soal wajah rupawan atau kecantikanmu
Persahabatan tulus itu mauku
Kita lahir dari rahim yang sama
Bunda kandung FNE Gadjahmada
kau lebih muda aku lebih tua
yang pasti adalah Kita bersaudara
Tiada yang lebih hebat atau paling berjasa
Tiada yang penting atau lebih berharga
Tiada yang miskin atau kaya raya
aku dan kau sejajar setara dan sama saja
Kini tanganku sudah hangat kulambaikan
Sambut jangan kau pernah ragu
singkirkan curiga dan sakwa sangka
Pastikan persahabatanku kau terima
Saatnya hilangkan egomu
Tundukkan hatimu
kita wujudkan langkah baru
bersatu , bergandeng tangan dan bersama melangkah maju
" Terima kasih karena engkau sudi menjadi Sahabatku"
Amit-amit (Kumpulan Puisiku)
Ku sengaja datang tuk menemuimu
Jawaban atas keputusanmu
Mengakhiri sandiwara cinta bersamaku
Genap setahun sudah kau menyiksaku
Kencang kau teriak-teriak memakiku
katamu lantang aku ini laki-laki tak bermutu
Harta gak ada tapi banyak lagu
Otak nol gede nafsu
Disudut tempat terasing
Dekat peturasan bau pesing
Dibawah Mahoni tua yang mengering
Kau puas membuatku terkencing-kencing
Aku sadar tentang siapa diriku
Norak kampungan dan wagu
Aroma badan menyengat bau
Kulit legam dan busyet aroma Nafasku
Kau ajak nonton aku tak mampu
Kau ajak ke Parangtritis gak ada uang saku
Kau minta jajan aku menggeleng pasrah
yang kubisa hanya beli es lilin rasa buah.
Jangan kira hanya dirimu yang tersiksa
apa yang kaurasa sama apa yang kurasa
ini hubungan hanya akan bikin gila
hanya bertengkar dan saling curiga
Kau bilang kuliah, tapi kau kepergok di Lembah
Kau ngaku belajar, tapi kau berbuat kurang ajar
Kau bilang ke Gelanggang, tapi menginap di Kaliurang
kau ngaku ke GKU, tapi aku tau kau hanya bohongi aku
Cukup sudah semua kisah ini berlalu
Terbang bersama segala dustamu
Puas sana pergi bersama kekasih barumu
Yang jauh lebih jelek dari diriku...
Pergiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii......................
Jawaban atas keputusanmu
Mengakhiri sandiwara cinta bersamaku
Genap setahun sudah kau menyiksaku
Kencang kau teriak-teriak memakiku
katamu lantang aku ini laki-laki tak bermutu
Harta gak ada tapi banyak lagu
Otak nol gede nafsu
Disudut tempat terasing
Dekat peturasan bau pesing
Dibawah Mahoni tua yang mengering
Kau puas membuatku terkencing-kencing
Aku sadar tentang siapa diriku
Norak kampungan dan wagu
Aroma badan menyengat bau
Kulit legam dan busyet aroma Nafasku
Kau ajak nonton aku tak mampu
Kau ajak ke Parangtritis gak ada uang saku
Kau minta jajan aku menggeleng pasrah
yang kubisa hanya beli es lilin rasa buah.
Jangan kira hanya dirimu yang tersiksa
apa yang kaurasa sama apa yang kurasa
ini hubungan hanya akan bikin gila
hanya bertengkar dan saling curiga
Kau bilang kuliah, tapi kau kepergok di Lembah
Kau ngaku belajar, tapi kau berbuat kurang ajar
Kau bilang ke Gelanggang, tapi menginap di Kaliurang
kau ngaku ke GKU, tapi aku tau kau hanya bohongi aku
Cukup sudah semua kisah ini berlalu
Terbang bersama segala dustamu
Puas sana pergi bersama kekasih barumu
Yang jauh lebih jelek dari diriku...
Pergiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii......................
Masih Sahabat Sejati (Kumpulan Puisiku)
Sahabat,
Di usia dewasa kini
Banyak yang baru kusadari
Betapa Tuhan sungguh Maha Adil dan Mengetahui
Mengirim orang sepertimu jadi sahabatku yang sejati
Dulu disana di Jogja saat usia muda
Luang kan waktu bersama tuk buka jiwa
Bersamamu menimba ilmu penuh arti
Disampingmu bangun diri menyongsong esok hari
Mendaki tebing terjal seumpama
Melintasi aral melintang didepan mata
Melindas panasnya aspal Jalan raya
Mengasah sejatinya diri tuk jadi diri yang mandiri
Teriknya mentari dan derasnya hujan jadi teman
Keterbatasan menjadi batu loncatan
Hinaan dan cemoohan menjadi cambukan
Cucuran kringat tak kuhiraukan demi tercapainya sebuah harapan
Dengan segala kekurangan materi
Tetap mengutamakan Kesederhanaan diri
Selalu menjaga etika dan harga diri
Meski godaan bertubi tetap berdiri di jalan illahi
Disisimu segala yang tak tahu kutanyakan
Didekatmu apa saja kuperbincangkan
Disampingmu aku merasa senang & tenang
Sungguh makin mengerti berartinya sebuah persahabatan
Kau ajari aku cara ikhlas menyantuni
Kau kenalkan aku lurusnya Jalan Ilahi
Kau tunjukan cara menghargai tanpa menggurui
Sahabatmu sepertimu sulit tuk dicari bahkan sampai saat ini.
Kebimbanganku dengan sabar kau yakinkan
Kesakitanku dengan ikhlas kau sembuhkan’
Kesulitanku tanpa ragu-ragu kau mudahkan
Bahkan Ketika aku jatuh dengan segera kau bangunkan
Rasa sedihku jadi rasa gelisahmu
Dukaku juga bagian dari Lara hatimu
Gembiraku pasti bahagiamu
Keberhasilanku mustahil tanpa peransertamu
Banyak pelajaran hidup yang kudapat darimu
KeiIkhlasanmu merasuk dalam difikirku
Kasih sayangmu tertanam hingga ke dasar hatiku
Kesetiakawananmu kuwarisi dan jadi semangatku
20 tahun masa tlah berlalu
Kini kita semua menjalani hidup sejati
Meski kau jauh bahkan tak ku kenal lagi
Dengan semangatmu semua terlewati
Sahabat,
Terima kasih atas semua ini
Mengenalmu banyak memberi arti
Mewarnai bahkan Memaknai
Menyemangati sebenarnya hidup yang kini ku jalani
Di ujung sepi ini Ijinkan ku bermimpi
Mengirim salam damai kasih suci
Tuk semua sahabat –sahabat sejati yang kumiliki
Smoga kalian Sehat , sukses dan slalu dalam Ridho illahi…..
Di usia dewasa kini
Banyak yang baru kusadari
Betapa Tuhan sungguh Maha Adil dan Mengetahui
Mengirim orang sepertimu jadi sahabatku yang sejati
Dulu disana di Jogja saat usia muda
Luang kan waktu bersama tuk buka jiwa
Bersamamu menimba ilmu penuh arti
Disampingmu bangun diri menyongsong esok hari
Mendaki tebing terjal seumpama
Melintasi aral melintang didepan mata
Melindas panasnya aspal Jalan raya
Mengasah sejatinya diri tuk jadi diri yang mandiri
Teriknya mentari dan derasnya hujan jadi teman
Keterbatasan menjadi batu loncatan
Hinaan dan cemoohan menjadi cambukan
Cucuran kringat tak kuhiraukan demi tercapainya sebuah harapan
Dengan segala kekurangan materi
Tetap mengutamakan Kesederhanaan diri
Selalu menjaga etika dan harga diri
Meski godaan bertubi tetap berdiri di jalan illahi
Disisimu segala yang tak tahu kutanyakan
Didekatmu apa saja kuperbincangkan
Disampingmu aku merasa senang & tenang
Sungguh makin mengerti berartinya sebuah persahabatan
Kau ajari aku cara ikhlas menyantuni
Kau kenalkan aku lurusnya Jalan Ilahi
Kau tunjukan cara menghargai tanpa menggurui
Sahabatmu sepertimu sulit tuk dicari bahkan sampai saat ini.
Kebimbanganku dengan sabar kau yakinkan
Kesakitanku dengan ikhlas kau sembuhkan’
Kesulitanku tanpa ragu-ragu kau mudahkan
Bahkan Ketika aku jatuh dengan segera kau bangunkan
Rasa sedihku jadi rasa gelisahmu
Dukaku juga bagian dari Lara hatimu
Gembiraku pasti bahagiamu
Keberhasilanku mustahil tanpa peransertamu
Banyak pelajaran hidup yang kudapat darimu
KeiIkhlasanmu merasuk dalam difikirku
Kasih sayangmu tertanam hingga ke dasar hatiku
Kesetiakawananmu kuwarisi dan jadi semangatku
20 tahun masa tlah berlalu
Kini kita semua menjalani hidup sejati
Meski kau jauh bahkan tak ku kenal lagi
Dengan semangatmu semua terlewati
Sahabat,
Terima kasih atas semua ini
Mengenalmu banyak memberi arti
Mewarnai bahkan Memaknai
Menyemangati sebenarnya hidup yang kini ku jalani
Di ujung sepi ini Ijinkan ku bermimpi
Mengirim salam damai kasih suci
Tuk semua sahabat –sahabat sejati yang kumiliki
Smoga kalian Sehat , sukses dan slalu dalam Ridho illahi…..
Catatan Kecil Mahasiswa Kere (Kumpulan Puisiku)
Aku menunggumu bersandar pagar
Bercat merah berujung di pilar besar
Beberapa pasang mata menatapku nanar
Melihatku seolah akan bikin onar
esok pagi hari sabtu
saatnya mesra bermalam minggu
tapi tidak untuk aku
aku harus pulang ke kotaku
saat kau keluar dari pintu
kusambut cepat terburu
segra kusampaikan maksud hatiku
butuh uang beberapa ribu
aku yakin kau tak ikhlas
terlihat dari wajahmu sekilas
pelan kau ambil buku catatan
gila pinjamanku dah hampir Cepek Goban
Duit kau lempar dilantai berserakan
Kupungut seperti orang kesurupan
Beberapa buat bayar utang di warung makan
Dua lembar tuk ongkos angkutan
sayang,
makasih kau telah jadi ATM berjalanku
membantu kesulitan keuanganku
sejak bertahun-tahun yang lalu
lama sekali sejak semester satu !
Bercat merah berujung di pilar besar
Beberapa pasang mata menatapku nanar
Melihatku seolah akan bikin onar
esok pagi hari sabtu
saatnya mesra bermalam minggu
tapi tidak untuk aku
aku harus pulang ke kotaku
saat kau keluar dari pintu
kusambut cepat terburu
segra kusampaikan maksud hatiku
butuh uang beberapa ribu
aku yakin kau tak ikhlas
terlihat dari wajahmu sekilas
pelan kau ambil buku catatan
gila pinjamanku dah hampir Cepek Goban
Duit kau lempar dilantai berserakan
Kupungut seperti orang kesurupan
Beberapa buat bayar utang di warung makan
Dua lembar tuk ongkos angkutan
sayang,
makasih kau telah jadi ATM berjalanku
membantu kesulitan keuanganku
sejak bertahun-tahun yang lalu
lama sekali sejak semester satu !
Terima Kasih Sahabat ( Kumpulan Puisiku)
Tak sia-sia ku mencarimu Sobat
Bertahun-tahun lamanya tanpa cerita
Tak mudah menemukan jati dirimu berada
Di sesaknya belantara kota Jakarta
Bangga hati ini penuh ucap haru
Lihat besar rasa ikhlas Pedulimu
Pada UGM Almamatermu
Berkorban materi dan jua waktu
Kesetiakawananmu tak perlu diragukan
Pengorbanananmu tak perlu dipertanyakan
Dedikasi luar biasa nyata kau tunjukan
Pantas kiranya kau dijuluki Sahabat Setia kawan
Tak ada sesuatu yang kaucari
Tak seperakpun rupiah kau dapati
Tak juga sanjung puja dan puji
Semua hanya didasari dari Niat yang suci
Semangatmu tak pernah berubah
Tanpa pamrih terus bersama-sama
Membangun mimpi –mimpi mulia
Mempertemukan teman-teman lama
Kemarin terbukti semua ada didepan mata
Rencana-rencana indah telah jadi nyata
Perlu keteguhan hati dan kesabaran jiwa
Akhirnnya semua lancar nyaris tanpa cela
Tuhan,
Terima kasih jalan dan rencana kami Engkau permudah
Menjadi sebuah keluarga besar yang amanah
Jadikanlah Niat Silaturahmi ini sebagai ibadah
Agar semua bisa membawa manfaat penuh berkah
Bertahun-tahun lamanya tanpa cerita
Tak mudah menemukan jati dirimu berada
Di sesaknya belantara kota Jakarta
Bangga hati ini penuh ucap haru
Lihat besar rasa ikhlas Pedulimu
Pada UGM Almamatermu
Berkorban materi dan jua waktu
Kesetiakawananmu tak perlu diragukan
Pengorbanananmu tak perlu dipertanyakan
Dedikasi luar biasa nyata kau tunjukan
Pantas kiranya kau dijuluki Sahabat Setia kawan
Tak ada sesuatu yang kaucari
Tak seperakpun rupiah kau dapati
Tak juga sanjung puja dan puji
Semua hanya didasari dari Niat yang suci
Semangatmu tak pernah berubah
Tanpa pamrih terus bersama-sama
Membangun mimpi –mimpi mulia
Mempertemukan teman-teman lama
Kemarin terbukti semua ada didepan mata
Rencana-rencana indah telah jadi nyata
Perlu keteguhan hati dan kesabaran jiwa
Akhirnnya semua lancar nyaris tanpa cela
Tuhan,
Terima kasih jalan dan rencana kami Engkau permudah
Menjadi sebuah keluarga besar yang amanah
Jadikanlah Niat Silaturahmi ini sebagai ibadah
Agar semua bisa membawa manfaat penuh berkah
Bayangmu (Kumpulan Puisiku)
Jangan pernah kau tanya apakah rasa itu masih ada,
sungguh sangat menyakitkan!
meski belasan tahun tlah terlewati masa,
luka rindu ini sangat dalam menganga....
hampir Tiga warsa kita jalani rasa,
sebrangi Selokan susuri pinggirnya, \
sesekali tanganmu kupegang saat hampir terjatuh,
sebrangi jalan lewati hutan kampus biru...
sejak kau putuskan rasa itu,
dahulu hingga kini,
tak sedetikpun bayangmu sirna meski hanya sekejap,
semakin kubuang bayangmu semakin pula datang menjelang....
mungkin kau bisa membuang diri ini
mungkin kau bisa lupakan raga ini
tapi ku mohon,
simpan rasa ini meski diruang belakang hatimu......
Sahabat Istimewa (Kumpulan Puisiku
Sahabat,....
Puluhan warsa kita tak jumpa,
ingin segera Kulihat wajahmu sahabat,
mungkin sudah penuh kerut di dahimu?
Gemas dan penasaran hati tuk segra genggam tanganmu…
Apa kau punya oleh-oleh untukku?
puluhan tahun memikul sesal,
kehilangan keberadaanmu,
mungkin kau juga rasakan yang sama?
Ah, mestinya kau ingat selalu pesanku sebelum berpisah dahulu di Balairung itu,
Jangan lupakan aku,
karena engkau sahabat Istimewa,
sahabat dulu, kini dan nanti untuk selamanya....,condet..23 july 2011
Sahabat Selamanya (kumpulan Puisiku)
SAHABAT SELAMANYA
Sering ku bertanya dimana sahabat berada
Tersembunyi bagai ditelan bumi
Atau karena keadaan yang memaksa
Hingga putus silaturahmi……….
Yang tersimpan hanya gambarmu di anganku
Meski mengiris hati , tawa lepasmu terkenang
Ku tak tahu lagi dimana dirimu berada
Meski lelah ku mengutus angin mencarimu
Dahulu tawamu memecah ruang itu
Dalam Gedung panjang nan perkasa
Teduh dan meneduhkan jiwa
Dimana cinta dan rindu tercipta
Kau sahabat terindah sepanjang hidupku
Meski selaksa pengganti silih berganti,
Namun rasanya tak bisa menandingi
Kebersamaan dahulu yang nyaris tak bertepi…..
Bolehkah kusapa dirimu sahabatku…??
Buka pintu hatimu untuk sahabatmu
Agar ku bisa mengulang kenangan indah itu
Kebahagiaan yang pernah kau tanam dan tumbuhkembangkan di hati terdalamku…
Jika kau bertanya untuk apa harus bertemu kembali?
Jawabku : karena kamu sungguh sangat berarti……….
Jika kau bertanya sampai kapan kenangan itu terpatri?
Jawabku: sampai raga ini menyatu dengan bumi….
(SSA)
Pertolongan Pertama Atasi Stroke
Pertolongan pertama utk atasi STROKE". Mengenai STROKE ada satu cara yg sangat mudah utk menolongnya. Bukan saja dpt menolong dan juga tak ada efek lain. Orang yg STROKE dpt ditolong dgn cara sbb : ¤Org yg kena STROKE, pembuluh darah otak akan pecah sedikit demi sedikit. Utk atasin hal ini jgnlah gugup/panik. ¤Korban berada di tempat kejadian seperti km mandi/ruang tidur/ruang tamu dll. Jgn dipindah2kan ke tempat lain, karena akan percepat pecahnya pembuluh darah org tsb, dan jgnlah sampai jatuh lagi. ¤Setelah itu mulailah lepaskan darah korban itu dgn gunakan jarum jeksi/jarum jahit yg telah dibakar/disteril dan dpt menusuknya ke ujung setiap jari masing2 sampai darah keluar -+ 1-2 tetes. ¤Kalau darahnya tidak keluar dpt diurut sampai keluar, sesudah itu korban akan sadar setelah beberapa menit kemudian. ¤Jika korban mulutnya miring, dpt menarik2 kedua daun telinga sampai merah dan langsung tusuk bagian bawah daun telinga dgn jarum yg steril sampai darah keluar -+ 1-2 tetes. ¤Setelah korban sadar dan mulutnya sudah pulih kembali, barulah dibawa ke dokter/rmh sakit. ¤Biasanya org yg terkena STROKE pembuluh darahnya akan lbh cepat pecah karena goncangan dlm perjalanan ke rmh sakit/dokter. Org tsb dpt tidak sadar kembali/pingsan dan biasanya akan cacat/lumpuh. (Kita harus ingat MENGELUARKAN DARAH dari jari org yg terkena STROKE, maka kita sudah dpt menolong org tsb dari penyakit STROKE) Selebaran ini dpt dicopy utk dibagi2kan. Tak terhinggalah jasa pahala anda
Subscribe to:
Posts (Atom)